looking for something??Try Google Search

Tuesday, September 28, 2010

ISD Sebagai salah satu MKDU












ISD Sebagai salah satu MKDU



Mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD) merupakan mata kuliah analisis atas aneka fenomena sosial masyarakat dengan segala dinamika dan implikasinya dari sudut pandang kajian dasar falsafah keilmuan. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia telah disibukkan dengan keterciptaan berbagai aturan dan norma dalam kehidupan berkelompok mereka. Dalam kelindan berbagai keterciptaan itulah ilmu pengetahuan terbukti memainkan peranan signifikan.

Ilmu pengetahuan tidak hanya dapat dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori ilmiah sebagai hasil statis kegiatan utamanya. Ilmu pengetahuan harus dipandang juga sebagai sebuah proses, sebuah kegiatan, dan tentu saja sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh para ilmuwan. Mahasiswa yang akan diorientasikan untuk menjadi sosok ilmuwan yang peka atas permasalahan sosial kemasyarakatan diharapkan mampu larut dalam proses keterciptaan ilmu pengetahuan tersebut. Kemampuan untuk larut tersebut harus dimulai dengan mengetahui dan memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan melalui kemampuan “membaca” berbagai hasil teori dan kajian ilmu sosial, untuk kemudian mampu melihat relevansi dan aplikasinya dengan fenomena dan problema sosial kontemporer. Pada tataran selanjutnya pemahaman itu akan menggerakkan kemampuan untuk berproses dalam keterciptaan ilmu pengetahuan. Artinya pada simpul akhir mahasiswa tidak menerima begitu saja teori dan hukum ilmiah yang telah ada, melainkan mampu melahirkan teori dan kajian-kajian atas fenomena sosial sebagai karya personal mereka. Mata kuliah ISD menjadi mata kuliah pengantar demi tujuan tersebut.
            Adapun tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah meningkatkan ketakwaan kita kepada ALLAH SWT,meningkatkan kecerdasan,keterampilan dan juga untuk membentuk kepribadian yang baik. Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan mereka berkomunikasi
Jadi pendidikan umum yang menitikberatkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan
·         3 point yang diharapkan dari lulusan perguruan tinggi:
1.      Komponen Pengembangan Kepribadian
Komponen Pengembangan Kepribadian dimaksudkan untuk melengkapi mahasiswa agar mahasiswa memiliki pegangan dan rambu-rambu keimanan dan wawasan ideologi bangsa dalam menjalani profesinya sebagai sarjana. Komponen ini juga mencakup pembekalan mahasiswa berkenaan dengan masalah Sosial dan Budaya. Kelompok ini sangat penting dan relevan dengan kondisi bangsa Indonesia yang memiliki adat kebiasaan dan budaya yang unik. Serta mempersiapkan lulusan tidak hanya dari sisi keilmuan saja tapi juga dari sisi nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Alokasi pengajaran kelompok ini adalah 21 sks atau sekitar 7%. Mata kuliah yang termasuk dalam komponen ini antara lain Pancasila dan Kewarganegaraan, Tauhid, Sejarah Kebudayaan Islam, Al Quran, Al Hadits, Filsafat Ilmu dan lain-lain (selengkapnya  lihat Butir 1 - Borang). 
2.      Komponen Keilmuan dan Ketrampilan
Komponen Keilmuan dan Ketrampilan mencakup mata kuliah tentang dasar-dasar pendidikan dan biologi. Dengan kata lain, mahasiswa dibekali teori-teori dasar di bidang pendidikan seperti : Pengantar Ilmu Pendidikan, Perkembangan Peserta Didik dan lain-lain. Mahasiswa juga dibekali dengan teori-teori dasar di bidang biologi, seperti Biologi Umum, Morfologi Tumnbuhan, Sistematika Tumbuhan, Sistematika Avertebrata, Sistematika Vertebrata, dan lain-lain. Dengan demikian mahasiswa dapat mengaplikasikan atau mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan kebutuhan lulusan baik dalam dunia kerja, dalam bermasyarakat ataupun dalam melanjutkan studinya ke Strata berikutnya (S2). Total sks yang dialokasikan pada komponen Dasar Keahlian ini adalah 76 sks atau sekitar 50,7%.
3.      Komponen Keahlian Berkarya
Komponen Keahlian Berkarya, yang terdiri dari 15 sks atau sekitar 10%, diberikan pada mahasiswa untuk melatih, melengkapi, atau memperdalam keahliannya di bidang pendidikan dan biologii. Mata kuliah dalam komponen ini antara lain :  Mikrobiologi, Pengantar Bioteknologi, Teknologi Pembelajaran, Pengembangan Sumber Belajar dan lain-lain (selengkapnya  lihat Butir 1 - Borang).
4.      Komponen Perilaku Berkarya
Komponen Perilaku Berkarya, yang terdiri dari 16 sks atau sekitar 10,7%, diberikan pada mahasiswa untuk memberikan bekal dan panduan dalam melatih kemampuan untuk mengimplementasikan hasil karyanya seperti mata kuliah : Strategi Pembelajaran, Praktek Pembelajaran Mikro, Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi, Asistensi Praktikum dan Praktek Pengalaman Lapangan.
·         LATAR BELAKANG, PENGERTIAN DAN TUJUAN ISD
Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau colonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan Negara.
Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian khusus dan mendalam, sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.
Hal lain, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin ikeilmuannya.n Perguruan tigngi seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana “tukang” tidak mau dan peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.

·         Secara umum ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
1.      Ilmu-ilmu Alamiah.Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
2.      Ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia
3.      Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
·         Defenisi masalah sosial dan contohnya
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Contoh masalah sosial :

CONTOH MASALAH SOSIAL PENGANGGURAN:

http://www.ujungpandangekspres.com/gambar/29_3_pengangguran.jpg

Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak
dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai
macam tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran
friksional dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran,
masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan
berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama
rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi
manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di
negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk
sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju,
pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif
lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya
efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan
sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat
pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak.
Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang
sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan
pekerjaan sama sekali. Berdasarkan data dari Depnaker pada tahun 1997 jumlah
pengangguran terbuka saja sudah mencapai sekitar 10% dari sekitar 90 juta
angkatan kerja yang ada di Indonesia, dan jumlah inipun belum mencakup
pengangguran terselubung. Jika persentase pengangguran total dengan
melibatkan jumlah pengangguran terselubung dan terbuka hendak dilihat
angkanya, maka angkanya sudah mencapai 40% dari 90 juta angkatan kerja yang
berarti jumlah penganggur mencapai sekitar 36 juta orang. Adapun
pengangguran terselubung adalah orang-orang yang menganggur karena bekerja
di bawah kapasitas optimalnya. Para penganggur terselubung ini adalah
orang-orang yang bekerja di bawah 35 jam dalam satu minggunya. Jika kita
berasumsi bahwa krisis ekonomi hingga saat ini belum juga bisa terselesaikan
maka angka-angka tadi dipastikan akan lebih melonjak.
Opini : Pengangguran merupakan masalah yang terjadi di negara kita saat ini. Pengannguran di indonesia bisa dikatakan masuk dalam daftar list negara – negara dengan angka pengangguran yang tinggi. Penyebab maraknya pengangguran di indonesia banyak disebabkan karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang memadai dan SDM ( sumber daya manusia) yang rendah. Penyebab lain nya adalah inflasi dan nilai tukar mata uang indonesia yang masih belum stabil, Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat.
Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang keuntungannya. Jika keuntungan perusahaanberkurang maka perusahaan akan berusaha untuk mereduksi cost sebagai
konsekuensi atas berkurangnya keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh.
Salah satu jalan keluar dari masalah ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga investor asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran.

Read More......